TANGGAL 10 November, 64 tahun silam, bangsa ini marah besar. Setelah pimpinan sekutu (Inggris) Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh oleh pejuang RI, penggantinya Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum. Ia memberi deadline bagi para pemimpin dan pejuang kita untuk melapor dan menyerahkan senjata paling lambat jam 06.00. Padahal, belum tiga bulan bangsa kita memproklamirkan Indonesia sebagai republik merdeka.
Bangsa ini melawan. Tapi Mansergh yang membawa misi Belanda tidak main-main. Setelah jam 06.00 WIB, sekutu mengerahkan sedikitnya 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang. Surabaya jadi Kota Mati. Sampai Gubernur Suryo yang mendapat kepercayaan Presiden Ir Soekarno untuk mengawal perlawanan bangsa ini melalui Jawa Timur, terpaksa mengungsi ke Mojokerto.Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang terbentuk saat itu, tidaklah mampu bertahan jika tidak mendapat dukungan seluruh komponen bangsa. Dari kalangan ulama, KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Abdullah mengobarkan semangat kalangan santri. Dari kalangan pemuda, Bung Tomo tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel “Hidoep ataoe Mati..” Selain itu badan-badan perjuangan yang lahir sejak masuknya penjajah Jepang juga makin gigih melakukan perlawanan.Mansergh ibarat gajah yang kebingungan melihat pasukan semut yang tiba-tiba mengerubungi seluruh tubuhnya. Pembumihangusan Surabaya yang ditargetkan cukup dengan tiga hari, berlangsung berkepanjangan hingga hampir satu bulan. Pejuang RI memang banyak yang wafat akibat perlawanan berkepanjangan, tapi berhasil membuat pasukan Mansergh seperti gajah loyo yang terpaksa lari terseok-seok karena tak kuasa lagi melawan pasukan semut.Semangat bangsa semut itulah, yang tidak lagi kita miliki justru di tengah bangsa ini seharusnya mengisi kemerdekaan. Individu-individu bangsa ini saling memposisikan diri sebagai gajah. Merasa paling besar, paling kuat, paling benar, paling harus menang.Semangat bangsa semut adalah semangat saling mengisi dan memberi arti. Di bidang ekonomi, bangsa ini memerlukan usahawan yang peduli mendorong pertumbuhaan sektor riil, bukan usahawan yang saling menginjak. Begitu pula karyawan, bukan karyawan yang asal menuntut kesejahteraan dengan aksi turun jalan yang kontraproduktif.Di bidang pelayanan publik, semangat bangsa semut adalah yang berkuasa bersikap dan bertindak adil terhadap rakyat. Sedangkan rakyat memberi kekuatan mendukung bagi yang tengah berkuasa. Bukan semangat saling meludahi, hingga membuat bangsa gajah tertawa terpingkal-pingkal.Di bidang penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, semangat bangsa semut adalah sikap santun antar-sesama semut yang berkuasa. Mereka mengendalikan rakyatnya cukup dengan komunikasi-komunikasi bathin yang jujur, bukan dengan saling mengumbar kesalahan satu sama lain. Semut-semut kecil (rakyat) jadi terombang-ambing dan terjebak dalam kotak-kotak kue busuk.Bangsa ini merindukan semangat bangsa semut agar kemerdekaan yang diperoleh dari perjuangan berdarah-darah lebih bermakna. Dan peringatan Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tanggal 10 November tidak menjadi hanya sekedar seremonial menghabiskan uang negara.
0 komentar:
Posting Komentar